DPD LDII Kota Salatiga Ikuti FGD Pencegahan Konflik Paham Keagamaan

DPD LDII Kota Salatiga menghadiri undangan dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Salatiga melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema Pencegahan Konflik Paham Keagamaan Islam. Acara ini berlangsung di Aula PLHUT Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, Jl. Diponegoro No. 136 Salatiga, pada Selasa (9/9/2025). Hadir mewakili DPD LDII Kota Salatiga yaitu Ketua, Bapak H. Siswarsono, SE, dan Sekretaris, Bapak Yoyok Sukardiyo.


Acara diawali dengan sambutan dari Kepala Kemenag Kota Salatiga, Drs. H. Wiharso, M.M. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kesadaran bersama dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. “Perbedaan adalah kodrat dari Allah SWT, bangsa Indonesia berdiri atas berbagai perbedaan, agama, ras, suku, etnis, dan lain-lain. Kita tidak menghadiri perayaan atau kegiatan agama lain bukan berarti kita tidak setuju, akan tetapi menjadi salah jika kita menghalangi kegiatan agama lain,” tegasnya.

FGD ini menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. Ilyya Muhsin, S.Hi., M.Hi., Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Syariah UIN Salatiga. Dalam pemaparannya, Prof. Ilyya menguraikan berbagai penyebab umum konflik keagamaan, di antaranya perbedaan tafsir dan pemahaman agama, fanatisme berlebihan, politik identitas, provokasi, lemahnya pendidikan multikultural, kurangnya penegakan hukum, serta warisan sejarah dan trauma kolektif.

Menurutnya, pencegahan konflik keagamaan hanya bisa dilakukan melalui dialog, peningkatan literasi agama yang moderat, serta penegakan hukum yang adil. “Kita harus membangun kesadaran bahwa perbedaan tidak boleh menjadi sumber konflik, melainkan peluang untuk saling mengenal dan memperkaya khazanah bangsa,” jelasnya.

Kehadiran DPD LDII Kota Salatiga dalam forum tersebut menunjukkan komitmen organisasi untuk turut berperan dalam menjaga harmoni dan mencegah munculnya konflik paham keagamaan. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat, diharapkan Salatiga tetap menjadi kota yang rukun, damai, serta mampu menjadi teladan dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *